The University of New South Wales






Universitas New South Wales (the University of New South Wales (UNSW)) di Sydney adalah salah satu yang terbesar dan terbanyak mahasiswa internasionalnya di Australia. UNSW terdiri dari 120 school (jurusan), 5.349 staf dan tenaga akademis dan lebih dari 40.000 mahasiswa.

Sejak awal berdirinya, universitas ini secara aktif menerima pendaftaran mahasiswa asing (international). Mulai Juli 1951, universitas ini telah menerima mahasiswa mancanegara dengan beasiswa Colombo Plan. Sejak saat itu, UNSW telah memiliki reputasi sebagai universitas terbanyak menampung mahasiswa mancanegara. Pada tahun 2007, ada lebih dari 9000 mahasiswa asing dari 120 negara yang kuliah di UNSW.

Selama 40 tahun terakhir, UNSW telah mendapatkan reputasi internasional atas keunggulan riset dan pengajaran dalam bidang sains dan teknologi, commerce, kedokteran, seni dan humaniora, hukum dan profesional studies. UNSW adalah salah satu universitas yang unggul dibidang riset di Australia dengan reputasi internasional atas tingginya kualitas riset dan inovasi.

UNSW juga telah memperkenalkan banyak program baru dan pusat khusus untuk menggiatkan pengajaran dan riset dibidang bidang yang biasa tidak termasuk dalam jurusan (school), seperti; safety science, petroleum engineering, Aboriginal Law, cognitive science, drugs and alcohol research, marine science, women’s studies, automation, acoustic, public health, manajemen logistik, manajemen limbah, water policy, remote sensing, theatre studies, food science, mining engineering dan membrane technology.

UNSW memiliki tautan yang erat dengan penduduk Australia. Fakultas Kedokterannya memiliki banyak rumahsakit tempat praktek di Sydney dan daerah disekitarnya dalam wilayah New South Wales. UNSw terdiri dari beberapa akademi dan institute, yaitu: The Australian Defence Force Academy yang ada id canberra, College of Fine Arts (COFA), National Institute of Dramatic Art (NIDA) dimana artis Hollywood Nicole Kidman pernah belajar disini, School of Theatre, Film and Dance, School of Music, Music Education yang telah memperkaya kehidupan budaya di Sydney dan telah melaksanakan banyak kegiatan seni visual dan seni pertunjukan.

Ada 3 lokasi kampus UNSW, yang pertama dan utama adalah Kampus Kensington suatu kawasan bagian tenggara Sydney, sekitar 7 km dari pusat bisnis (CBD) Sydney, dan dengan mudah dapat dicapai dari berbagai daerah (suburbs). Gedung gedung yang ada di Kampus ini semuanya modern, dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga dan rekreasi, cafetaria dan restoran. Di dalam kampus juga ada Toko Buku, Toko alattulis menulis (stationery) dan news agent (semacam toko majalah), Bank, salon kecantikan, apotek, Optik, biro perjalanan, toko yang menjual merchandise dan souvenir UNSW seperti kaos, jaket, gantungan kunci, boneka UNSW, mug, payung, dll. Di kampus juga sering diadakan pentas Drama, teater, pertunjukan Film, concert, bazaar (pasar murah) dan pertunjukan seni budaya Intrnational. Semasa saya kuliah di UNSW (2002-2004) saya sempat menyaksikan pertunjukan tari Bali, dan pentas musik Dandut dari Indonesia.

Kampus COFA (College of Fine Art) terletak di Paddington, salah satu kawasan bagian dalam Sydney yang banyak terdapat Galery Seni. Kampus ADFA (the Australian Defence Force Academy) berlokasi di ibukota negara Australia yaitu Canberra. Akademi ini adalah akademi Militer yang mendidik militer yang setara dengan program S1.

Perpustakaan kampus terletak di Kensington Campus bagian atas (upper), dengan jumlah koleksi lebih dari 2,6 juta item. Perpustakaan terdiri dari Bagian Layanan Umum; sirkulasi, pemesanan terbuka (open reserve), audiovisual (pandangdengar), fotocopy. UNSW juga memiliki 3 perpustakaan khusus: Biomedical Library, The Social Science and Humaties Library dan Physical Sciences Library. Arsip UNSW juga terdapat di Lantai dasar Perpustakaan. Di Arsip Universitas inilah saya melewatkan beberapa bulan melakukan minor research sebelum menyelesaikan study saya di UNSW. Setiap masa penerimaan mahasiswa baru, dilaksanakan program “Libray Tour” untuk memperkenalkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan sumberdaya lainnya, sehingga mahasiswa baru tidak bingung menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan kampus.

Gambar: kampus COFA dan UNSW Kensingto diambil dari berbagai situs web dan foto pribadi

Sydney Opera House






Gedung Sydney Opera House tidak diragukan lagi sebagai ikon kota Sydney atau bahkan Australia. Bangunan ini adalah mahakarya arsitektur abad ke 20 yang citranya telah dikenal diseluruh dunia. Gedung tempat pertunjukan seni, pameran dan kegiatan lainnya. Grand final ajang kontes Australian Idol yang pertama 2003 juga dilaksanakan disini. Pada saat Olimpiade musim panas 2000 lomba Triathlon dimulai dan diakhiri dipelataran gedung ini. Gedung ini dirancang oleh Arsitek asal Denmark Jørn Utzon, mulai dibangun pada tahun 1959 dan dibuka pertama kali untuk umum pada tahun 1973. Dibuka secara resmi oleh Ratu Elizabeth II pada tanggal 20 Oktober 1973. Jørn Utzon memenangkan kompetisi desain gedung pada tahun 1957 setelah mengalahkan 233 peserta dari 32 negara. Pada tahun 2003 Jørn Utzon menerima penghargaan Pritzker Prize, yang meupakan perhargaan tertinggi dibidang arsitek.

Gedung Sydney Opera House juga telah dijadikan sebagai “warisan budaya dunia” (World Heritage Site) oleh UNESCO pada tanggal 28 Juni 2007. Gedung Sydney Opera House berlokasi di Bennelong Point di kawasan pelabuhan Sydney, dekat dari jembatan Sydney Harbour Bridge, disebelah utara pusat kota Sydney, dan dikelilingi oleh kebun raya Royal Botanic Gardens.
Meskipun namanya “Opera House” namun gedung bukanlah dikhususkan untuk pertunjukan Opera karena merupakan tempat pertunjukan berbagai kegiatan seni yang tersibuk didunia, dimana ada lebih dari 1500 pertunjukan diadakan setiap tahun yang dihadiri oleh lebih dari 1,2 juta orang. Gedung ini juga dikunjungi oleh lebih dari 7 juta turis setiap tahun dan obyek wisata terpopuler di Australia. Gedung Sydney Opera House dikelola oleh Sydney Opera House Trust, dibawa kementrian Seni (Ministry of Arst) negara bagian New South Wales.

Sydney Opera House adalah gedung moderen berdesain ekspresionis, luasnya sekitar 1,8 hektar, panjangnya 183 m, lebar 120 m dan didukung oleh 588 rangka baja yang dibenamkan sedalam 25 meter dibawah permukaan air laut.

Di gedung megah ini juga terdapat sebuah studio rekaman, cafe, restaurant dan bar and penjual barang suvenir. Tersedia tour keliling gedung untuk umum termasuk tur kedalam gedung, panggung dan dibelakang panggung setiap hari. Ketika saya tinggal di Sydney, biasanya pada akhir pekan saya dan teman teman sering keliling disekitar gedung ini. Tempat favoritku di Mrs. Macquarie’s Chair, di kawasan Royal Botanical Garden, dimana kita bisa berfoto dengan latarbelakang Sydney Opera House dan Sydney Harbour Bridge. Dalam penerbangan dari Denpasar ke Sydney dengan pesawat Qantas, ketika pesawat berada diatas perairan Sydney, maka pilot akan memperlihatkan kepada penumpang tentang Gedung Sydney Opera House, dengan sedikit memiringkan badan pesawat, dan mengumumkan (dalam bahasa Inggris), “Para penumpang yang terhormat, disebelah kanan anda, dapat anda saksikan Gedung Opera House dan jembatan Sydney Harbour Bridge yang terkenal……” Para pilot pun melakukan promosi pariwisata.

Gambar: Koleksi Pribadi dan sumberlain di web



Tentang Penyakit Asam Urat





Penyakit asam urat (arthritis gout) adalah penyakit yang menyerang persendian. Persendian terasa sangat nyeri dan serasa terbakar dan membengkak. Biasanya akan terasa sakitnya pada saat bangun dipagi hari terutama saat kaki yang terkena serangan akan diturunkan dari tempat tidur. Peyakit asam urat ini disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah yang menyebabkan terjadinya penumpukan kristal endapan asam urat pada persendian kita sehingga menimbulkan rasa sakit. Tingginya kadar asam urat dalam darah akan menyebar ke dalam rongga persendian yang mengakibatkan terjadinya peradangan yang akut. Daerah yang paling sering diserang adalah persendian jari kaki, lutut, siku sendi jari tangan.

Menurut sejarahnya, penyakit ini sudah ada sejak 2000 tahun lalu dan termasuk daftar penyakit tertua yang diidap manusia. Pada zaman dahulu, penyakit ini disebut “penyakit orang kaya” karena hanya orang kaya yang terkena asam urat. Kebiasaan para orang kaya waktu itu adalah mengomsumsi makanan dan minuman yang enak enak seperti kaldu daging, otak, hati, paru dan minuman beralkohol. Sekarang ini hampir semua kalangan bisa terkena asam urat. Namun menurut para ahli, laki laki lebih banyak yang terserang asam urat dibandingkan dengan perempuan.

Penyakit asam urat sangat erat kaitannya dengan pola makan. Kebiasaan makan makanan yang mengandung purin tinggi akan memicu tingginya kadar asam urat. Semakin tinggi zat purin dalam makanan maka akan semakin tinggi pula kadar asam urat dalam darah. Kadar asam urat dalam darah untuk laki laki normalnya 3,4 – 7 mg/dl, sedangkan untuk perempuan 2,4 – 6 mg/dl. Kalau kadar asam urat laki laki lebih dari 7 dan perempuan lebih dari 6 maka bisa dikatakan mereka terkena penyakit asam urat.

Pengaturan pola makan bagi penderita asam urat sangat penting. Penderita harus diet rendah purin. Kandungan purin dalam berbagai jenis makanan dapat dibagi 3 kategori. Ada yang kandungan purinnya tinggi, ada yang sedang dan ada yang rendah.

Jenis makanan tinggi zat purinnya (100-1000 mg/100g bahan makanan) antara lain:
- Jeroan (hati, usus, babat, paru, jantung) dan otak.
- Kaldu daging ekstrak, daging bebek, angsa dan burung, daging kambing
- Kerang-kerangan, kepiting, cumi cumi, ikan salmon, mackarel, sarden
- Makanan yang diawetkan seperti ikan kaleng (sarden), kornet, kaldu
- Sayuran tertentu seperti asparagus, buncis, kembang kol, daun jambu mente, sawi, jamur, nenas, durian, apukat dan air kelapa
- Ikan kering, teri
- Krim dan Es Krim
- Minuman beralkohol seperti bir, wiski, anggur, tuak, ragi dan hasil fermentasi lainnya.

Jenis jenis makanan diatas seharusnya dihindari bagi penderita asam urat.

Jenis makanan yang sedang kadar purinnya (9-100 mg/100g bahan makanan) adalah:
- Daging sapi dan ikan (kecuali ikan yang masuk kategori tinggi purin), ayam, udang
- Kacang kering dan olahannya seperti tahu, tempe, asparagus, bayam, daun singkong, kangkung dan daun/ biji melinjo
Jenis makanan ini harus dibatasi, tidak dikonsumsi setiap hari dan kalau dikonsumsi jumlahnya sedikit saja.

Makanan yang purinnya rendah (dapat diabaikan) dan dapat dikonsumsi setiap hari oleh para penderita asam urat antara lain:
- Nasi, ubi, singkong, jagung, mie, bihun, tepung beras, kue kering, cake, puding, susu, keju, telur, minyak, gula, sayur dan buah-buahan (kecuali yang masuk kelompok purin tinggi dan sedang) Namun harus diingat bahwa penderita asam urat juga seharusnya mengurangi konsumsi makanan berlemak, karena lemak cenderung menghambat pengeluaran asam urat. Penderita disarankan banyak minum air putih dan jus buah, karena cairan dapat membantu mengeluarkan zat purin melalui air seni (urin). Menurut pakar herbal Prof. Hembing, sayuran dan buah-buahan yang bagus untuk dikomsumsi bagi penderita asam urat yaitu: buah pare, seledri, wortel, labu, selada, ketimun dan buah semangka, melon, blewah, belimbing manis, jambu air buahan lain (selain yang masuk kategori purin tinggi dan sedang).

(Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber lainnya)




Bertahan Hidup Tanpa Nasi





Beras adalah makanan pokok dibeberapa negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Vietnam, Kamboja dan lain lain. Penduduk Indonesia termasuk pemakan produk produk beras terbesar didunia. Setiap tahun permintaan stok beras nasional terus meningkat. Kebijakan pemerintah akhirnya menginpor beras dari negara negara penghasil beras seperti Thailand dan Vietnam.

Sebenarnya beras bukanlah makanan pokok seluruh penduduk Indonesia. Sebelum era kemerdekaan dan sebelum era Orde Baru, ada sekian banyak suku bangsa di Indonesia yang tidak mengenal beras. Ada suku yang makanan pokoknya adalah jagung, sagu, umbi umbian (kentang, singkong, ubi jalar dll). Era orde baru berusaha mengubah pola konsumsi masyarakat Indonesia secara umum. Pemerintah pusat ketika itu seakan akan mencuci otak masyarakat bahwa hanya beraslah yang merupakan makanan yang ‘bermartabat’ yang lebih bergensi, dan penduduk yang makanan pokoknya bukan beras adalah ketinggalan zaman. Akhirnya, penduduk mulai dari Aceh sampai Papua berusaha keras menanam padi dan kemudian mengomsumsi beras sebagai makanan pokok mereka. Penduduk yang dulunya hanya makan jagung, dipaksa menanam padi. Penduduk yang selalu makan sagu, disuruh untuk makan nasi. Akhirnya sampai sekarang, beraslah yang menjadi tolok ukur kesejateraan rakyat. Kalau anda tidak makan nasi (beras) maka anda termasuk primitif.

Ada sebuah kisah nyata yang terjadi baru baru ini. Seorang ibu dari kampung (di Bone) membawakan sekarung beras kepada anaknya yang sedang menuntut ilmu di Makassar. Saya mendengar si ibu bercerita tentang, betapa beruntungnya anaknya karena masih ada orangtuanya di kampung yang bisa membawakannya beras tiap bulan sehingga si anak bisa tetap “hidup” dan survive. Saya sebenarnya ingin mengatakan kepada ibu itu bahwa, sebenarnya tanpa beras si anak bisa tetap hidup. Begitu banyak sumber karbohidrat yang mengenyangkan di negeri yang subur ini. Tapi argumen itu tidak kusampaikan kepada si ibu.

Saya sendiri punya pengalaman tidak makan nasi dan produk dari beras lainnya selama berbulan bulan ketika bermukim di Australia. Disana sebenarnya cukup banyak beras, baik import dari negara Asia, maupun produk lokal. Tapi harganya mahal, menurut perhitungan saya sebagai mahasiswa yang hidup dari beasiswa. Saya memutuskan untuk menjalani hidup sebagaimana orang Australia lainnya, yang jarang makan nasi. Saya makan roti. Saya sering membeli roti Prancis yang panjang itu, kupotong tiga, untuk dimakan pagi, siang dan malam. Potongang roti Prancis itu kubelah dan kemudian kuisi dengan mayonnaise, saus tomat, daun selada, ikan kalengan, atau telur mata sapi. Saya juga sering masak pasta. Sampai sampai saya hapal nama nama bentuk pasta, misalnya Penne yaitu pasta yang berlubang dan dipotong diagonal, Fettucine: pasta yang berbentuk pita, Rigatoni yang mirip Macaroni tapi lebih besar, Spagetti; pasta yang mirip mie dan juga dikenal di Indonesia, pasta spiral ada juga yang berbentuk seperti dasi kupu kupu (bow-tie pasta) dan lain lain. Kalau bosan dengan pasta dan roti, saya ganti dengan mie instant. Di Sydney, ada satu merek mie instant produk Indonesia yang cukup terkenal, bahkan diiklankan disalah satu stasiun Radio FM di kota Sydney. Dengan pangan non-beras tersebut saya tetap bisa hidup dan tidak kurus. Satu bukti bahwa tanpa beras pun orang bisa hidup.

Anak saya yang pertama juga tidak mau makan nasi sampai dia berumur 5 tahun. Pada saat umur satu tahun dia sudah dikasi makanan tambahan yaitu bubur beras instant yang dibeli toko, tapi ketika giginya sudah mulai tumbuh, dan dibikinkan nasi bubur oleh ibunya, dia menolak. Kembali ke bubur beras instat dia juga menolak. Akhirnya, makanan utamanya yaitu jagung rebus, singkong atau ubi jalar rebus ditambah sambel tomat. Terkadang juga makan ikan saja, tanpa unsur karbohidrat. Ibuku (almarhumah) semasa hidupnya tiap bulan ke Makassar dan selalu ingat untuk membawa singkong dan ubi jalar untuk cucunya. Di kampung (salah satu daerah di kabupaten Bone), singkong dan ubi jalar sangat murah.

Selama anak saya makan jagung dan singkong saja tanpa nasi, berat badannya tetap naik secara normal. Tiap bulan dia ditimbang di Posyandu, grafiknya tetap naik. Malah dikompleks perumahan kami, banyak anak anak yang lebih tua dari anakku tapi badannya lebih kecil, padahal mereka makan nasi tiga kali sehari. Ini adalah bukti kedua, bahwa tanpa makan nasipun kita tetap bisa hidup dan survive. Diversifikasi pangan. Inilah yang harus digalakkan pada masyarakat kita. Negara kita kaya akan pangan sumber karbohidrat. Kita tidak perlu tergantung pada beras yang sering kali dijadikan komoditas politik.

Sumber gambar; bisniskeungan.kompas.com, ceritamu.com, gudegkeprabon.wordpress.com, dhilzone.com


Nuansa Ramadhan di Berbagai Daerah






Alhamdulillah Ramadhan datang lagi. Bulan suci yang dinanti-nanti oleh umat muslim diseluruh dunia. Saat ini saya menunaikan ibadah puasa Ramadhan dirumah di Paccinongang, Gowa, Sulawesi Selatan,bersama keluarga yaitu istri dan anak anak. Saya sudah menjalani bulan puasa diberbagai daerah dengan suasana yang berbeda beda. Masa kecil saat baru mulai mengenal puasa, saya di Batangase, kemudian di Palattae, Bone, lalu saat masih SMA saya melaksanakan ibadah puasa di desa Bajoe, kota kecil dipesisir pantai teluk Bone, sekitar 20km dari kota Watampone. Saat menjadi mahasiswa, saya menjalani puasa di Tamalanrea dan Minasa Upa di kota Makassar. Juga pernah di Surabaya dan Denpasar. Puasa di luarnegeri saya jalani di Sydney selama dua tahun berturut turut.

Batangase, Maros. Ramadhan disini suasananya tidak jauh berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Yang saya ingat hanyalah, adanya kegiatan “nrate’” yaitu kegiatan berzikir yang dilaksanakan dengan duduk melingkar, volume suara besar dan sambil menggelengkan kepala mengucapkan “La Ilaha Illahlah Muhammadarrasulullah” sambil menepuk-nepuk paha. Saya masih anak anak waktu itu, tapi seingat saya, hanya orang-orang tua yang melakukan kegiatan itu dan dilaksanakan setiap selesai shalat Isya atau tarwih.

Di Palattae, Ramadhan sama saja dengan ditempat lain. Yang agak berbeda adalah penggunaan beduk mesjid. Nama masjidnya yaitu Masjid Jami Palattae, terletak dijalan poros kota Palattae. Kalau tidak salah, sekarang namanya sudah berganti dan arsitekturnya juga agak berubah dari bentuk aslinya tahun 1970an dan 1980an. Beduk mesjid yang sudah tua yang diletakkan disudut kanan belakang mesjid akan dipukul bertalu-talu setelah diketahui puasa akan dilaksanakan besok hari. Anak muda termasuk saya waktu itu sering kali ikut serta berpartisipasi memukul beduk. Memukul beduk saat Ramadhan agak berbeda dengan hari lain. Pada bulan Ramadhan, dipukul dengan irama tertentu, dan kadang baru berhenti sesaat sebelum azan dikumandangkan. Shalat tarwih disini sama dengan ditempat lain, jumlah rakaatnya 8 dan shalat witir 3 rakaat.

Lain lagi saat di Bajoe, disini shalat Tarwih dilaksanakan 20 rakaat dan 3 rakaat witir. Selesai shalat witir dilanjutkan dengan shalat Tasbih secara berjamaah. Shalat tasbih ini dilakukan setiap malam selama ramadhan. Terkadang selesai shalat Tasbih waktu sahur tiba. Bisa dikatakan proses ibadah ramadhan dilaksanakan sepanjang malam. Saya masih remaja SMA waktu itu, jadi biasanya saya ikut hanya 8 rakaat saja, dan lanjut di rumah shalat witirnya. Tapi pernah pula saya ikut sampai selesai shalat Tasbih, yaitu saat malam minggu, karena siangnya libur. Yang paling saya suka dan terkesan saat ramadan di Bajoe adalah, saat setelah selesai shalat subuh. Saya dan teman teman biasanya akan jalan kaki ke dermaga, sampai sekitar 2 kilometer kearah laut, sambil menunggu matahari terbit.

Saat kuliah di Universitas Hasanuddin, saya tinggal di Tamalanrea dengan saudara sepupu. Kami biasanya shalat tarwih di masjid Pesantren Modern IMMIM atau di masjid milik TNI AD kavelery. Kedua masjid ini saling berdekatan dan jaraknya mungkin tidak lebih seratus meter. Tapi suasanya berbeda. Kalau di kompleks pesantren IMMIM, seringkali ceramah dan shalat tarwihnya lama, sedangkan di Kaveleri, lebih cepat, mungkin karena kompleks tentara.

Di Surabaya, tahun 1993 saya puasa sampai lebaran Idul Fitri bersama kakak yang sedang menuntut ilmu di ITS, dan tinggal di jalan Manyar Sabrangan, dekat dari kampus ITS. Tidak banyak yang saya ingat, kecuali bahwa seringkali penceramah ramadhan menggunakan bahasa Jawa yang sama sekali tidak kumengerti. Lain lagi di Denpasar (Bali), saya menjalani puasa tahun 2001 disini dan baru pulang ke Makassar menjelang lebaran Idul Fitrih. Karena penduduk kota Denpasar didominasi oleh penganut Hindu, tentu saja tidak terasa ada suasana Ramadhan. Saya tinggal di jalan Sultan Agung, dekat dari lapangan Puputan waktu itu. Tidak ada masjid yang dekat. Sepanjang hari dan malam, tidak pernah terdengar ada suara azan, atau tadarusan di Masjid, karena masjid disana tidak memiliki pengeras suara. Suara azan dan imam masjid hanya terdengar didalam masjid saja. Kalau shalat Jumat, biasanya kami biasanya shalat di masjid dalam kompleks Kodam Udayana, dekat dari lapangan Puputan. Masjid terdekat, ada didekat perkampungan Arab dan juga ada disalah satu jalan, yang saya sudah lupa tempatnya, tapi untuk mencapai masjid ini harus naik angkot (mikrolet) karena cukup jauh. Untungnya karena disini ada beberapa warung Muslim (Jawa) yang biasa menyediakan kue buka puasa atau makanan.

Sydney, Australia. Suasana Ramadhan disini dapat dibaca pada : http://suharman-musa.blogspot.com/2011/08/ramadhan-di-sydney-australia-2002-2004.html

Gambar: wisatanesia.com, cmrudi.blogspot.com, duniapanas.blogspot.com, lostindepok.blogspot.com.

Ramadhan Di Sydney Australia 2002-2004






Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi dengan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan keampunan dari Allah SWT. Setiap Ramadan, aku selalu teringat saat menjalani bulan Ramadan di Sydney tahun 2002 dan 2003 lalu.

Australia sebagai negara dimana Islam adalah minoritas, tentu saja tidak ada suasana Ramadan atau puasa. Apalagi Ramadan tahun 2002 dan 2003 berlangsung pada saat musim panas, yaitu Desember dan Januari. Orang orang berpakaian minim, restoran buka semua dan tak pernah terdengar adanya suara Azan atau tadarusan sebagaimana yang kita rasakan di Indonesia.

Yang terasa berat saat puasa di musim panas adalah lamanya waktu puasa. Diawal awal puasa, kami baru buka puasa saat jam menunjukkan pukul 8 lewat 20an menit. Mengapa? Ya, karena baru pada jam 8 lewat mataharinya terbenam. Kalau saja Ramadan pada saat musim dingin (Mei, Juni dan Juli) akan lebih ringan, soalnya siangnya pendek. Jam 4 atau 5 sore matahari terbenam.

Pada awal awal ramadan kami mahasiswa muslim diundang oleh pihak universitas (University of New South Wales) untuk IFTAR (buka puasa) bersama di kampus. Dikampus ada organisasi Islam yang namanya ISOC (Islamic Society). ISOC inilah yang mengatur saat akan shalat jumat, tarweh dll. Tapi kami mahasiswa Islam Indonenesia juga sering mengadakan buka puasa dan tarweh bersama. Di kampus UNSW ada satu ruangan di Quadrangle Building dekat dari pintu masuk utama kampus, yang disediakan khusus untuk umat muslim yang mau shalat, tapi sayang karena ruagannya sempit. Mahasiswa muslim UNSW biasanya shalat Jumat di Round House, gedung bundar yang tidak jauh dari Quadrangle Building ini malah kalau kamis malam biasanya digunakan sebagai ruang diskotik oleh mahasiswa. Terkadang juga shalat Jumat di Sam Cracknel Building, bangunan kecil disamping lapangan Rugby yang merupakan tempat ganti pakaian atau istirahat para pemain Rugby.

Saya teringat saat awal Ramadan waktu itu, saat menjelang buka puasa, saya sudah duduk menghadapi hidangan buka puasa bikinan sendiri, yaitu campuran buah kaleng (cocktail) dan semangkuk pasta…..saya sampai menangis sedih, teringat suasana Ramadan di Makassar, ingat kue kue buka puasa bikinan ibu, teringat akan suara shalawat, tadarus dan azan di mesjid, suara anak anak yang biasa ribut dimasjid.

Meskipun berat, tapi alhamdulillah, puasaku lengkap selama dua Ramadan itu. Tidak ada yang batal. Ada peristiwa yang sangat melekat dimemoriku saat ramadan. Saat itu dua teman mahasiswa Indonesia yaitu Denny dan Alex mengajak aku jogging. Kami bertiga memang sering jogging sama sama. Kadang di Centennial Park, kadang dari Kingsford – Coogee Beach menyusuri pantai sampai Bondi Beach, kadang juga di Moore Park, pernah juga di Royal Botanical Garden. Tapi kali itu, rutenya agak menantang. Dimulai di Hyde Park, terus ke Art Gallery - Royal Botanical Garden, melewati Opera House, kemudian naik tangga di Macquarie Street ke Sydney Harbour Bridge dan menyeberangi jembatan raksasa tersebut dan berakhir di Stasiun Kereta di Milsons Point di North Sydney. Entah berapa kilometer. Diantara kami bertiga, aku diurutan kedua setelah Alex, padahal aku lagi puasa loh. Kedua teman setiap beberapa kilometer meneguk air yang dibawanya. Pulangnya naik kereta, dan aku buka puasa pas sebelum berhenti di Wynyard.

Di Sydney ada satu daerah namanya Lakemba, yang banyak dihuni oleh Muslim dari timur tengah. Disini ada Masjid besar. Di beberapa tempat di CBD-nya Sydney, ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi kalau kita akan shalat. Biasanya tempat seperti ini dikelola oleh pengusaha asal timur tengah yang sudah menjadi penduduk Australia.

Bicara soal puasa, ternyata ada beberapa teman muslim dari Indonesia yang puasa hanya pada awal ramadhan, setelah itu tidak lagi. Ada juga yang berpendapat, karena yang sedang belajar diluarnegeri dianggap musafir maka tidak apa apa kalau tidak berpuasa. Entahlah, tapi kalau pendapat pribadiku, kalau aku mampu puasa, mengapa mesti tidak puasa.

Minal Aidzin Wal Faidzin semua..............

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts