Monumen Cinta Raffless di Kebun Raya Bogor

Monumen Cinta Raffles untuk Istrinya

Setiap kali kita berkunjung ke Kebun Raya Bogor (KRB), jika melalui pintu utama, maka sebuah bangunan bercat putih bergaya Byzantine berbentuk melingkar dengan sejumlah pilar, akan menyambut kedatangan kita ke KRB. Bangunan putih adalah sebuah Monumen kenangan dari Sir Thomas Stanford Raffles untuk mengenang istrinya tercinta. Sebuah monumen yang dibangun sebagai bukti cintanya yang besar kepada istrinya yang wafat di Buitenzorg (nama kota Bogor dulu diera kolonial). Bangunan itu hanya monumen, dan bukan kuburan, karena kuburan istri Raffless ada di Pekuburan Tanah Abang di Batavia (nama Jakarta waktu itu).

Foto saya didepan Monumen

Sir Stanford Raffles adalah Letnan Gubernur Inggris yang bertugas di Pulau Jawa pada awal abad ke 19 yaitu dari tahun 1805 - 1816. Selama bertugas di Jawa, Raffles didampingi oleh istrinya yang bernama Olivia Mariamne Raffless. Olivia dikenal sebagai istri yang sangat membantu karir suaminya. Perannya bukan sekedar istri seorang Letnan Gubernur Inggris, tetapi juga aktif membuat perubahan sosial di pulau Jawa. Olivia selalu mendampingi suaminya setiap kali sang suami berkunjung ke raja raja penguasa lokal di Jawa. Sebelum Olivia, belum pernah ada wanita Inggris maupun Belanda yang ikut bergabung dengan para penduduk lokal setiap kunjungan. Bahkan Olivia sering mengadakan perjamuan makan yang terbuka untuk umum, baik laki-laki maupun perempuan, hal yang sebelumnya dianggap tabu makan bersama antara laki-laki dengan perempuan. Dia juga menganjurkan wanita Eropa untuk menggunakan sarung sebagaimana wanita lokal.

Papan Petunjuk: disebut "Tugu Lady Raffles"

Olivia Mariamne Devenis lahir di India pada 17 Februari 1771, dan wafat di Bogor pada 26 November 1814. Raffles pertama kali bertemu dengan Olivia di London, Inggris saat Olivia mengambil uang tunjangan pensiunan janda. Olivia memang berstatus janda ketika pertama bertemu dengan Raffles. Suami pertamanya adalah Jacob Cassivelaun Fancourt seorang asisten bedah pada perusahaan East India Company di India. Perkawinan pertamanya dengan Fancourt hanya berlangsung selama 7 tahun dan Fancourt wafat pada tahun 1800. Olivia kemudian kembali ke Inggris dan disanalah bertemu dengan Raffles, yang meskipun Olivia lebih tua hampir 10 tahun dari Raffles tapi keduanya mengikat tali pernikahan pada 18 Maret 1805 di Gereja St. George, Bloomsbury.

Monumen pada masa Kolonial Belanda (1930an)


Kedua pengantin baru ini kemudian berlayar dengan Kapal Ganges menuju Penang (Malaysia waktu itu) , karena Raffles yang mendapat jabatan/posisi tinggi pada East India Company. Selama di Penang, Olivia cukup dikenal dan bersahabat dengan beberapa pejabat dan pujangga pada masa itu, seperti Lord Minto, sastrawan John Caspar Leyden yang sering bertukar puisi dengan Olivia, dan juga berteman dengan satrawan dan sejarahwan lokal Munshi Abdullah. Bahkan Abdullah Munshi memujinya sebagai, “istri yang berbakti kepada suami, dan bahkan dialah yang banyak mengajari suaminya, keduanya adalah pasangan yang sangat serasi bagaikan Raja dan penasehatnya”. Di Penang ada satu bukit kecil yang dinamai “Mount Olivia” untuk mengabadikan namanya. Raffles mendirikan sebuah bungalow tempat tinggal disini dekat dengan bukit “Mount St. Mary” yang mengambil nama saudara perempuan Raffles bernama Mary Anne, yang bersama suaminya Quintin Dick Thompson tinggal. Setelah Raffles diangkat sebagai Letnan Gubernur di Jawa, keduanya kemudian pindah ke Buitenzorg (Bogor) dan menetap disana di Istana Bogor sampai akhir hayatnya. Selama mendampingi suaminya, dia sangat dikenal oleh para bangsawan dan raja raja di Jawa, karena dia selalu mendampingi suaminya jika berkunjung ke kerajaan kerajaan lokal. Karena penyakit malaria yang dideritanya, akhirnya Olivia wafat di Bogor dan kemudian dikuburkan di pekuburan Tanah Abang.



Tidak banyak informasi yang ditinggalkan oleh Olivia. Ada yang mengatakan bahwa, istri kedua Raffles yang bernama Sophia Hull yang mungkin telah menghancurkan benda benda kenangan dari Olivia. Juga tidak diketahui apakah dia punya anak dari Raffles atau tidak, tetapi kalau ada, diperkirakan meninggal saat masih bayi. Kematian Olivia begitu menyedihkan bagi Raffles, karena berturut turut wafat pula sahabat dekatnya sekaligus mentornya Leyden dan Lord Minto.

Monumen cinta Sir Thomas Stanford Raffles kepada istrinya Olivia Mariamne Raffles tetap abadi di Kebun Raya Bogor, dan sampai sekarang meskipun sudah ratusan tahun. Sebait puisi yang ditulis oleh Olivia terukir pada monumen itu Oh thou whom neer my constant heart One moment hath forgot Tho fate severe hath bid us part Yet still – forget me not Terjemahan bebasnya kirakira begini: “Oh kekasih yang selalu dihatiku, yang tak sedetik kulupakan, meskipun takdir yang kejam memisahkan kita, namun jangan pernah lupakan daku” (Bahan dari Wikipedia Indonesia dan artikel berbahasa Inggris tulisan dari Bonny Tan) Gambar: Koleksi Pribadi dan Wikipedia.org



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts