Candi Borobudur, Candi Terbesar Di Dunia

Pada akhir November lalu (2013), saya dan rekan sekantorku berkesempatan berkunjung ke candi Borobudur, candi Budha yang merupakan candi terbesar didunia. Saya sendiri telah berkunjung ke candi ini sebelumnya yaitu tahun 1998, dan kali ini merupakan yang kedua kalinya. Sementara sebagian besar anggota rombongan saya, baru pertama kali mengunjungi candi yang pada tahun 1991 dikukuhkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia ini. Dari Yogyakarta kami menyewa mobil mini van yang bisa memuat kami 11 orang. Jaraknya sekitar 40 km dari Yogyakarta dan ditempuh ±1,5 jam. Sepanjang perjalanan kami menyaksikan banyak sawah menghijau, pusat pusat kerajinan Batik dan kulit, juga banyak restoran dan penjual buah serta cenderamata.
Candi Borobudur terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini terletak ±269 m diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh beberapa gunung seperti Gunung Sundoro, Sumbing, Merbabu dan Merapi. Juga ada perbukitan Tidar dan Menoreh. Candi Borobudur berbentuk stupa dan didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana, pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Arsiteknya bernama Gunadharma. Para ahli memperkirakan candi ini mulai dibangun pada tahun 770 M dan selesai pada tahun 825 M.
Bentuk bangunannya adalah susunan jutaan batu andesit yang dibuat berundak undak. Bagian dasar candi ada 6 tingkat pelataran berbentuk bujursangkar, tetapi pada bagian atas, pelatarannya berbentuk lingkaran yang bersusun tiga sebelum sampai ke stupa utama. Pada dinding candi, terdapat ribuan relief indah atau ukiran timbul yang menceritakan kisah kisah tertentu dari naskah suci umat Buddha. Saya perkirakan ada ribuan relief batu berukir di candi Borobudur, ada ukiran orang, laki dan perempuan, lengkap denga perhiasan dan pakaian, tanaman/ pohon pohon dan hewan, rumah dan kapal juga ada. Tujuan utama pembangunan candi ini adalah sebagai tempat suci umat Buddha dan sekaligus tempat berziarah, sesuai ajaran Buddha.
Para pakar sejarah dan arkeologi memperkirakan bahwa candi ini mulai ditinggalkan pada abad ke 14 (tahun 1300an) karena pada masa itu pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha mulai melemah seiring dengan masuknya Islam di pulau Jawa. Selama kurang lebih 5 abad, candi ini terbengkalai, dan dilupakan orang. Orang orang pada masa sebelum abad ke 19, hanya mengetahui bahwa di Magelang ada bukit yang penuh dengan batu batu berukir, dan beberapa arca dan stupa. Barulah pada tahun 1814 saat Sir Thomas Stanford Raffles menjadi Letnan Gubernur Inggris yang ditugaskan di Pulau Jawa menemukan kembali dan memerintahkan pemulihan, pemugaran, pembersihan dan pemeliharaan candi ini. Sejak ditemukan kembali, candi ini dibersihkan dari timbunan selama dua bulan dengan bantuan sekitar 200an orang penduduk lokal.
Sejak ditinggalkan, candi ini juga sering dilanda gempa bumi, sehingga banyak arca dan stupa yang runtuh berserakah. Dampak letusan Gunung Merapi yang tidak jauh dari candi ini juga turut merusak dan menghancurkan sebagian bangunan, termasuk juga tumbuhan menjalar yang banyak tumbuh liar diberbagai tempat di pelataran candi. Selain itu, penjarahan, pencurian arca dan stupa, atau pemberian kepada raja diluarnegeri juga pernah terjadi diera kolonial, sehingga semakin rusak dan berkurang material candi. Konon, banyak kolektor diluarnegeri termasuk kolektor pribadi yang memburu arca dari Borobudur. Bahkan diera modern sekalipun, candi ini pernah menjadi sasaran peledakan bom pada tahun 1985 oleh kelompok ekstremis yang tidak bertanggungjawab, dan otak pelakunya telah dihukum penjara seumur hidup.
Setelah dua kali pemugaran secara besar besaran maka tampaklah Candi Borobudur sebagaimana yang kita lihat sekarang ini. Pemugaran pertama saat pertama ditemukan kembali tahun 1814, dan pemugaran kedua, tahun 1975 – 1982 atau bantuan UNESCO. Pemugaran kedua ini adalah pemugaran besar besaran, dengan bantuan keuangan dari berbagai negara donatur internasional.
Sekarang ini bencana alam adalah hal yang menghawatirkan bagi candi Borobudur. Gempa 6,2 skala Richter yang melanda pesisir selatan Jawa tahun 2006 yang cukup kuat dan untungnya candi Borobudur cukup kuat sehingga tidak berdampak kerusakan yang berarti. Namun ketika gunung Merapi meletus pada Oktober dan November 2010 lalu, cukup berdampak pada candi Borobudur. Debu vulkanik yang berasal dari letusan gunung Merapi menutupi semua permukaan candi setebal 2,5 cm. Jarak dari gunung Merapi ke candi Borobudur sekitar 28 km, namun dampak letusan sangat kuat. Untuk pembersihan debu vulkanik ini, candi Borobudur ditutup selama beberapa hari pada bulan November. Diperkirakan oleh para ahli bahwa letusan gunung Merapi juga yang telah menimbun candi ini sehingga ratusan tahun tertimbun tanah dan tidak diketahui orang.
Sampai sekarang, candi Borobudur masih digunakan untuk acara ritual keagamaan Buddha misalnya pada perayaan Trisuci Waisak secara nasional. Terkadang juga dijadikan tempat pementasan sendratari dan pertunjukan kesenian lainnya. Sekarang ini, candi Borobudur menjadi andalan pariwisata Provinsi Jawa Tengah dengan banyaknya kunjungan turis baik domestik maupun mancanegara.
Namun ada sesuatu yang menurut saya agak mengganggu kenyamanan pengunjung, yaitu banyaknya pedagang asongan dipintu masuk dan lebih lebih dipintu keluar. Mereka, terutama yang berjalan menjajakan dagangannya, terkesan memaksa pengunjung untuk membeli dagangannya. Mungkin pengelola harus lebih menertibkan pedagang asongan ini.
Disarikan dari berbagai sumber di internet diantaranya wikipedia, postlicious.com, brosur tercetak pariwisata candi Borobudur yang diterbitkan oleh PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero). Sumber gambar: koleksi Pribadi dan postlicious.com dan juga wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Takalar Kini dan Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal

Buku : Takalar Kini & Esok, Paradigma Baru Bupati Zainal Editor : Andi Wanua Tangke dan Usman Nukma Penerbit : Pustaka Refleksi Te...

Popular Posts